Powered By Blogger

Find This Blog!

Minggu, 21 Maret 2010

The Interpretation of Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer

Sembunyi, mungkin itu kata yang tepat, karena memang belum begitu lama Bumi Manusia dinyatakan sebagai bacaan terlarang di Indonesia karena dituding membawa paham Marxisme-Leninisme dan Komunisme.

Roman Tetralogi Buru mengambil latar belakang dan cikal bakal nation Indonesia di awal abad ke-20. Dengan membacanya waktu kita dibalikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula, juga pertautan rasa, kegamangan jiwa, percintaan, dan pertarungan kekuatan anonim para srikandi yang mengawal penyemaian bangunan nasional yang kemudian kelak melahirkan Indonesia modern.
Roman bagian pertama; Bumi Manusia, sebagai periode penyemaian dan kegelisahan dimana Minke sebagai aktor sekaligus kreator adalah manusia berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya menuju manusia yang bebas dan merdeka, di sudut lain membelah jiwa ke-Eropa-an yang menjadi simbol dan kiblat dari ketinggian pengetahuan dan peradaban. "Kita kalah, Ma," bisikku. "Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."

Apapun interpretasi orang, inilah interpretasi yang telah saya buat...bersama seorang fotografer brilian Erich Silalahi, dibantu oleh Pingky Esther sebagai makeup artist, dan si cantik Asmirandah. Enjoy! :)














































Tidak ada komentar:

Posting Komentar