Powered By Blogger

Find This Blog!

Kamis, 26 Agustus 2010

Beautiful Revenge









Meet Shosanna Dreyfus.

She is a character in Inglourious Basterds, played by Melanie Laurent.

She's a French-Jewish girl whose family is murdered by the Nazis. Shosanna escapes persecution and operates a movie theater in Paris, France.

Shosanna bears a resemblance to another character from Tarantino's films: The Bride. Like The Bride in Kill Bill, Shosanna is blonde, smart, strong and is out for revenge.

And I'm in love with her :)

Minggu, 22 Agustus 2010

2 H untuk kata cintaHH

H" pertama untuk Hati:

cinta selalu soal hati.
cinta selalu hati yang tak pernah bisa dinalarkan karena hati yang berpikir.
cinta selalu soal hati yang membuat aliran darah lebih kencang
dan mampu mempengaruhi kerja raja tubuh yaitu otak.
cinta selalu soal hati dimana seolah-lah dunia akan menjadi ramah
dan masalah akan selalu teratasi hanya dengan cinta.
cinta selalu soal hati karena hati yang membaca manusia
cinta selalu soal hati yang sering ragu untuk melihat kebenaran dunia
cinta selalu soal hati karena hatilah yang akan meluka dan tertawa


"H" ke dua untuk Hubungan:

cinta selalu soal dua titik yang akan membentuk garis bernama hubungan
cinta selalu soal hubungan yang akan menguji
kedewasaan hati dan otak dalam setiap waktunya
cinta selalu soal hubungan dimana menjaganya selalu lebih sulit dibanding meraihnya
cinta selalu soal hubungan karena semua kepercayaan kita taruhkan didalamnya
cinta selalu soal hubungan karena dalam hubungan itu ujian terhadap makna selalu dipertanyakan dan dibimbangkan
cinta selalu soal hubungan karena didalamnya semua harapan dan mimpi kita tanamkan
...

dan cinta selalu tak pernah punya alasan mengapa dia datang dimana saja dan kepada siapa saja untuk alasan yang tak pernah kita ketahui.

selalu mencintaimu CintaHH :*

Kado Cinta




















Dia datang diam-diam duduk disampingku tanpa suara.
Saat itu mataku sembab.
Aku patah hati, terluka ingin bunuh diri.

”mau rokok?” ah, tidak terima kasih jawabku.

”ganja?” aku menggeleng santun.

”chivas regal?” aku agak kesal karena kediamanku terusik

”cinta?” aku terhenyak tanpa sadar mengangguk.

Dia tersenyum berdiri dan mengusap kepalaku.

Sambil deg-degan aku tersipu lirih dan bertanya,
”siapa namamu? aku begitu tersanjung dengan cintamu”

... Dia tertawa sambil berlalu ”panggil saja aku Tuhan!”

Black Obsidian













Aku memaknai jawab di antara detak hari
dalam perjalanan tanpa suara
aku merasakan tanyamu di sela ujung rumput
penuh makna tentang mimpi tanpa gambar
aku menemukanmu di antara waktu yang entah
tanpa alamat.
...
aku tulis sebuah hati di atas rasa tanpa suara...

Bicaralah Perempuan!


Sering aku di tikam perasaan yang bersalah saat aku harus bertatapan dengan wajah itu.
Ada yang tak kumengerti dari guratan peristiwa yang diciptakan dari hari penuh dusta dan teriakan karena kekesalan yang memuncak.

Makna yang tak pernah aku tahu, kapan akan tiba waktunya aku berbicara jujur tentang cinta yang aku gambar sendiri lewat kerumunan massa yang memandang acuh saat aku bersama wajah yang menghiasi segala hari.

Ah, kejujuran yang mungkin tak akan mereka mengerti, karena kata-kataku telah menjadi burung. Bersayap dan terbang ke batas cakrawala. Mencari sendiri matahari yang aku biarkan aku meleleh dibatinku.

Sedangkan aku hanya bisa diam. Hanya bisa mencari batas tanda tanya pura-pura. Kesunyian yang aku puisikan, melintas ingatan. Berenang dalam lautan peristiwa. Menggenggam kejujuran beban tak tertahan. Menyimpan duka dada yang berserakan dalam tangis tanpa air mata. Menyimpan api yang membakar angan. Perlahan. Menyakitkan. Beribu kalimat makian menekan-nekan. Muntah dari rongga dada yang menyimpan cerita kehidupan.

Sekedar puisi tangan menari, lepaskan gelisah berkelana mencari malam yang bisa diajak berkaca dalam keheningan. Aku pahat romantika dari buku-buku peradaban. Mengusir keterasinganku dari dunia kewajaran. Menyusuri kejujuran yang tak juga aku kenali sebelumnya. Mencoba memahami peristiwa yang berulang, datang dan pergi.

Dalam kesunyian aku mencari wajah sendiri.
Dalam kegamangan kucoba untuk mendengarkan saja.
Bicaralah!
"Bicaralah, perempuan".

Mari Percaya Dongeng Itu Ada :)

Kadang dongeng-dongeng diperlukan untuk membuat manusia tetap percaya bahwa keindahan itu ada. Dongeng adalah sebuah energi ajaib yang membuat satu pagi menjadi lebih hangat dari biasanya atau sebuah senja menjadi selalu merinaikan matahari semburat jingga sampai ketika malam merenggutnya dalam beribu-ribu pertanyaan yang entah dimana ujungnya.

Padahal terkadang sebuah senja tidak selalu bermatahari. Seperti sebuah dunia tanpa waktu. Tiba-tiba berdentam ke suatu acak dalam dada yang mengaburkan pandangan mata dengan sedan. Keindahan menjadi suatu yang masokis. Meruak, membenam, terburai bersama lelap2 bocah yang tetap mempercayai negeri bernama dongeng itu ada.

Selasa, 10 Agustus 2010

I Am A Whale









Saya ngga berbohong. Tidak pernah sedikit pun.

Saya ini seekor IKAN PAUS.
Saya memang tinggal di daratan.
Tapi benar, saya seekor IKAN PAUS.

Kenapa? Jangan tanya.
Seekor IKAN PAUS juga tidak pernah bertanya kenapa ia IKAN PAUS.
Setidaknya itu yang saya rasakan selama ini.

Terlalu lama tinggal di daratan sering membuat tubuh terasa oleng.
Kadang-kadang sesak.

Saya ingin punya cukup udara.
Saya ingin bisa bernafas dengan lepas.
Tanpa harus takut kehabisan oksigen.

Dimana?
Coba tunjukkan :)

RINDU...

Ya, saya rindu menulis.
Maksud saya, menulis dengan cara saya.
Menulis tanpa aturan, tanpa beban, tanpa adanya pemikiran apakah tulisan saya bisa bermanfaat untuk pembaca, bisa dipertanggung jawabkan.
Saya rindu menulis tanpa harus memusingkan judul. Tanpa harus mengingat-ingat dimana seharusnya meletakkan titik, koma, memiringkan huruf.

Blog ini sudah cukup terlantar. Sudah cukup tidak ditengok.
Kemarin saya memikirkan kamu. Saya sedih, karena sudah berapa lama ini tidak ingat kamu.
Saya terlalu lelah untuk memikirkan kamu. Terlalu lelah menyusun kata-kata di luar sana. MAAF.